HALLO.DEPOK.ID – Membantu anak dalam toilet training kadang-kadang menjadi tantangan bagi orangtua. Keberhasilannya diukur dari seberapa jauh anak mengerti penggunaan toilet untuk buang air, bukan dari kemahiran penguasaan proses belajarnya.
Mengajari anak untuk menggunakan toilet sendiri atau toilet training sangatlah penting. Namun, sebelum orang tua menerapkannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar anak lebih siap melakukannya. Berikut penjelasannya bersama Doodle Exclusive Baby Care.
Pada usia berapa memulai pengenalan toilet traing dimulai dari usia berapa? Dalam perbincangannya, dr. Sally Pallit, Sp.A mengatakan, diketahui toilet traning merupakan proses pembelajaran menggunakan toilet secara mandiri. Sehingga si anak mengetahui dan mengerti ini untuk buang air kecil dan ini untuk buang air besar.
Banyak yang menjadi pertanyaan orang tua kapan bisa memulai toilet training. Kebanyakan harus ada tanda-tanda kesiapan untuk toilet traning yang biasanya 2 tahun keatas. Tetapi ada juga anak yang lebih muda yakni 18 bulan sudah memiliki tanda-tanda kesiapan untuk toilet traning.
"Hal yang harus diingat, setiap anak memiliki pola yang berbeda tetapi rata-rata usia diatas 2 tahun," terang Dokter Sally.
Ditambahkan Sally, adapun tanda-tanda kesiapan anak sudah siap untuk toilet traning. Jadi kalau toilet training tidak hanya masalah pipis dan pup, tetapi juga disini berhubungan dengan kesiapan.
Kesiapan ini akan mempengaruhi fisiologis, yang akan berhubungan dengan motoric kasar, kemampuan psikologis sehingga anak tidak merasa dipaksakan serta kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif ini akan berhubungan dengan pemahaman akan pipis dan tandanya mau pup. Kalau diliat kemampuan fisiologis berhubungan dengan motoric kasar anak bisa untuk memahami tentang sesuatu perintah.
Misalnya setelah main anak bisa mengembalikan mainan ketempatnya, menunjukan keinginan mengikuti orang tuanya ke WC, Sudah bisa jalan, duduk, sudah bisa memakai dan membuka celana atau pakaiannya sendiri.
Sedangkan untuk kemampuan kognitif anak sudah mengerti ada rasa sesuatu yang keluar sehingga sebagai orang tua mengajarkan anak ada keluar dari didepan berarti pipis atau keluar lebih besar pada bagian belakang berarti buang air besar.
"Ataupun diapers kosong 2 jam berarti bisa menahan untuk pipis dan pup berarti bisa menjadi salah satu cara kesiapan untuk toilet training," ungkap wanita yang disapa dengan nama Sally ini.
Dalam wawancara Bersama Doodle, Dokter Spesialis Anak ini menuturkan cara memilih perlengkapan toilet traning tidak ada kriteria khusus. Karena saat ini potty chair sudah dimodifikasi sedemikian rupa sama seperti toilet. Kuncinya pada saat anak duduk dipotty chair.
Kendala anak duduk ditoilet biasa, kaki menjuntai membuat anak menjadi lama untuk pup karena secara anatomi rektum tidak lurus membuat kotoran menjadi susah keluar.
Sehingga memposisikan tubuh agar rectum menjadi lurus membuat kotoran menjadi mudah keluar menjadi kunci keberhasilan supaya tidak terlalu lama.
Untuk ditoilet umum disarankan gunakan bangku guna menyangga kakinya. Kalau potty chair sebaiknya disesuaikan dengan ukuran tinggi badan anak. Saat pemilihan potty chair bisa meminta anak untuk duduk dahulu menyesuaikan postur badan anak, karena postur tubuh anak berbeda-beda diusianya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: depok.hallo.id
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi