Pembentukan Tambahan Pracangan TPID di Kota Mojokerto Dikebut, Jadi Upaya Pemkot Stabilisasi Harga Bahan Pokok

Wednesday, 17 January 2024
Pembentukan Tambahan Pracangan TPID di Kota Mojokerto Dikebut, Jadi Upaya Pemkot Stabilisasi Harga Bahan Pokok
Pembentukan Tambahan Pracangan TPID di Kota Mojokerto Dikebut, Jadi Upaya Pemkot Stabilisasi Harga Bahan Pokok

KOTA, Jawa Pos Radar MojokertoPemkot Mojokerto terus mengebut pembentukan 26 titik pracangan TPID (tim pengendali inflasi daerah).  Pracangan ini sebagai salah satu langkah menstabilkan harga bahan pokok.

Kemarin, Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro kembali meresmikan tiga pracangan sekaligus.

Masing-masing Pracangan TPID Kelurahan Prajurit Kulon, Pracangan TPID Kelurahan Pulorejo, serta Pracangan TPID LPM Kelurahan Gedongan.

”Pracangan TPID ini bisa jadi salah satu solusi untuk mendapatkan harga sembako yang di bawah harga eceran tertinggi (HET). Jadi fungsinya sebagai stabilisator,” terangnya, Selasa (16/1).

Untuk menjamin ketersediaan, masing-masing pracangan TPID akan mendapatkan distribusi rutin dari Kantor Bulog Cabang Surabaya Selatan. Khususnya terkait komoditas beras dan minyak.

Selain itu, pracangan TPID juga menyediakan bahan pangan non-bulog lainnya. Seperti bawang merah, bawang putih, hingga cabai rawit yang dijual di bawah harga pasar melalui skema subsidi transportasi.

”Kalau harga di pasar terlalu tinggi, maka pracangan TPID akan menjadi sebuah rujukan,” tandasnya.

Namun, papar Ali Kuncoro, ketika pracangan TPID dinilai belum mampu membendung kenaikan harga, maka Pemkot Mojokerto akan menggelar operasi pasar. Langkah tersebut bertujuan mengintervensi agar harga dan inflasi tetap terkendali.

Dan, sebut Pj wali kota, berdasarkan hasil rapat koordinasi (rakor) inflasi dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Selasa (16/1), komoditas cabai masih menjadi momok karena menjadi penyumbang inflasi tertinggi.

”Yang menjadi penyebab inflasi tertinggi cabai. Cabai ini permasalahannya dari tahun ke tahun. Karena masa ketahanannya pendek,” tandasnya.

Per kemarin, harga rata-rata cabai merah besar di pasar tradisional di Kota Mojokerto masih bergerak naik dari Rp 53.500 menjadi Rp 56.000 per kilogram (kg).

Demikian dengan jenis cabai rawit merah juga naik 5,8 persen dari Rp 42.500 menjadi Rp 45.000 per kg. Sementara yang masih stagnan cabai merah keriting dengan harga Rp 55 ribu per kg.

Selain intervensi melalui pracangan TPID dan operasi pasar, Ali Kuncoro juga mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman secara mandiri untuk membantu mengendalikan harga cabai.

”Kita harapkan melalui program PKK, di rumah-rumah bisa menanam sendiri untuk mengatasi masalah cabai,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya menambahkan, dengan diresmikannya tiga pracangan TPID, maka total sudah ada 10 titik toko yang menyediakan sembako murah.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarmojokerto.jawapos.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini