BORNEOGLONE.COM - Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 8-12 Januari 2024
Pada akhir hari Kamis, 11 Januari 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.545 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,70%.
- DXY[1] menguat ke level 102,29.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,966%.
Pada pagi hari Jumat, 12 Januari 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,62%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Januari 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.
- Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,61 triliun terdiri dari jual neto Rp3,21 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 11 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp7,22 triliun di SRBI.
Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Inflasi Tahun 2023 dalam Kisaran Sasaran
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: borneoglobe.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi