JABAR HITS - Selain memiliki keuntungan terkait memilih deposito berjangka lebih lama, tetapi juga ada risiko juga yang mengikuti.
Ada beberapa risiko yang terkait dengan memilih jangka waktu deposito berjangka yang lebih lama.
Berikut adalah beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih deposito berjangka lebih lama.
Baca Juga: Keuntungan ini Bisa Didapatkan Dari Memilih Jangka Waktu Deposito Berjangka yang Lebih Lama
- Likuiditas Terbatas
Memilih jangka waktu deposito berjangka yang lebih lama berarti anda tidak dapat mengakses dana tersebut dengan mudah sebelum jatuh tempo tanpa dikenakan penalti.
Jika anda membutuhkan akses segera ke dana tersebut, memilih jangka waktu yang lebih lama mungkin tidak sesuai.
- Potensi Kesempatan yang Terlewat
Dengan mengunci dana anda dalam jangka waktu yang lebih lama, anda mungkin melewatkan peluang investasi yang lebih menguntungkan yang muncul di masa depan.
Tingkat bunga atau opsi investasi yang lebih baik mungkin muncul, tetapi anda tidak dapat memanfaatkannya jika dana anda terikat dalam deposito berjangka yang lebih lama.
Baca Juga: Ternyata Segini Jangka Waktu Maksimal Untuk Deposito Berjangka, Ini Penjelasanya
- Risiko Inflasi
Tingkat bunga deposito berjangka cenderung lebih rendah daripada tingkat inflasi.
Hal ini berarti bahwa jika inflasi naik selama jangka waktu deposito, daya beli dana anda dapat berkurang seiring waktu.
Anda perlu mempertimbangkan risiko ini terhadap pengembalian aktual yang akan didapatkan.
- Risiko Perubahan Suku Bunga
Selama jangka waktu deposito berjangka yang lebih lama, suku bunga pasar dapat berubah.
Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia vs Irak di Piala Asia, Ivar Jenner Ungkap Sosok Berbahaya di Kubu Lawan
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jabarhits.com
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi