Kongsi Bareng China dan AS, Vale Indonesia Eksekusi 2 Smelter Nikel di Sulawesi Tengah Senilai Rp105 Triliun, Capex Auto Nanjak 43 Persen

- Jumat, 12 Januari 2024 | 10:00 WIB
Kongsi Bareng China dan AS, Vale Indonesia Eksekusi 2 Smelter Nikel di Sulawesi Tengah Senilai Rp105 Triliun, Capex Auto Nanjak 43 Persen

paradapos.com - Kinerja keuangan PT Vale Indonesia patut diacungi jempol. Pasalnya meski belanja modal alias capex lagi deras-derasnya, tetapi perusahaan masih bisa tingkatkan torehan laba.

Hal ini seiring dengan progres dua smelter nikel garapan emiten berkode INCO yang berada di Kabupaten Kolaka dan Morowali, Sulawesi Tengah.

Tidak tanggung-tanggung, pemain nikel terbesar kedua di Indonesia ini juga turut menggaet sejumlah emiten China dan produsen otomotif ternama asal Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Prediksi AC Milan vs Roma di Liga Italia 2023-2024: Jadwal, Prakiraan Susunan Pemain, H2H, dan Live Streaming

Ambisi meroketkan bisnisnya ke industri pabrik baterai EV tampak terlihat jelas dari kurasan capital expenditure perusahaan sepanjang 2023 yang diketahui menanjak 43 persen.

Perlu diketahui, belanja modal INCO periode sebelumnya diketahui sebesar USD 127,7 juta.

Namun sejak adanya garapan proyek tiga smelter sekaligus, dua di antaranya berada di Sulawesi Tengah, alokasi dana capex melejit dan terserap hingga USD 192,7 juta.

Baca Juga: Prediksi Monza vs Inter Milan di Liga Italia 2023-2024: Jadwal, Prakiraan Susunan Pemain, H2H, dan Live Streaming

Sebagai selingan informasi, satu proyek pabrik HPAL garapan PT Vale Indonesia Tbk juga berada di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Apabila ketiga proyek garapan emiten ini ditotal, maka nilai investasinya mencapai USD 9 miliar atau setara dengan Rp138,3 triliun.

Dalam proses merealisasikan kedua smelter nikel bernilai investasi jumbo ini, pihak perusahaan bermanuver dengan menggaet sejumlah emiten besar.

Baca Juga: Wow! Bandara Unik Sepanjang 1800 Meter Ini Desainnya Seperti Sarang Lebah, Namanya...

Contohnya saja, Pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) senilai Rp37,5 triliun yang digarap di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

INCO menjalin kerja sama emiten Shandong Xinhai Technology Co Ltd dan Baowu Steel Group Corp Ltd.

Kongsi bersama dua perusahaan asal China ini dipupuk demi mewujudkan peningkatan kapasitas produksi olahan nikel hingga 70 - 80 kiloton.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com

Komentar