SINAR HARAPAN-PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Jepang JERA berkomitmen untuk mengembangkan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kedua perusaan itu telah mengukuhkan kerjasama mereka melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan value-chain bahan bakar dan menciptakan peluang investasi dalam infrastruktur liquefied natural gas (LNG) serta bahan bakar rendah karbon seperti hidrogen dan amonia.
Kolaborasi ini akan mencakup transportasi LNG dan hidrogen/amonia, Operation & Maintenance (O&M) terminal penerimaan LNG, serta pembangunan kapasitas melalui benchmarking, pelatihan, dan/atau pertukaran untuk meningkatkan efisiensi operasional penanganan LNG.
Baca Juga: Otoritas IKN: Surat Miinat Investasi di IKN Capai 328 LoI
"Selain itu, upaya kolaboratif kami akan diperluas ke Low Carbon Fuel, melalui pengembangan proyek Green Hydrogen/Ammonia, yang bertujuan untuk memfasilitasi produsen listrik dalam upaya dekarbonisasi melalui substitusi bahan bakar," ungkap Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, A. Salyadi Saputra sebagaimana keterangan yang dikutip Sabtu (16/12).
Kedua belah pihak juga akan mempertimbangkan pengembangan bisnis baru yang terkait dengan CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage).
Salyadi menilai pengembangan CCUS adalah kolaborasi yang menjanjikan mengingat portofolio Pertamina yang substansial dengan setidaknya 8 proyek CCS/CCUS di Indonesia.
Baca Juga: Utang LN Indonesia pada Oktober Tercatat US2,2 Miliar
Senior Managing Executive Officer and Chief of Global Strategist JERA, Steven Winn menyampaikan pihaknya memahami bahwa gas dan LNG adalah kunci dalam proses dekarbonisasi di Indonesia. Menurutnya, dekarbonisasi bukan panduan satu ukuran untuk semua, tetapi perlu disesuaikan secara khusus untuk setiap negara.
"Kami akan menyediakan solusi terkini untuk isu energi di Indonesia, sambil memperkuat rantai nilai untuk bahan bakar yang lebih hijau," ujar Winn.
JERA dan Pertamina akan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah jangka pendek hingga menengah terkait peningkatan permintaan energi, sambil secara bertahap menyelesaikan masalah jangka menengah hingga panjang terkait dekarbonisasi energi melalui kolaborasi pada rantai nilai LNG dan hidrogen/amonia di Indonesia.***
Artikel asli: sinarharapan.co
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Pinjol BRI Rp25 Juta: Bunga 1,24 Persen, Cair 15 Menit, Modal KTP!
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi