Dengan TIKI, Keripik Buah 'Mboke Inyong' Merambah Ke Berbagai Kota

- Sabtu, 16 Desember 2023 | 00:20 WIB
Dengan TIKI, Keripik Buah 'Mboke Inyong' Merambah Ke Berbagai Kota


SIANG itu, Pujiarto (33), istrinya dan dua saudaranya tengah berjibaku membuat dan mengemas keripik buah di rumahnya, di salah satu sudut Dukuh Beji, Desa Selakambang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Hari itu mereka membuat keripik nanas dan keripik salak.

Puji, panggilannya bertugas menggoreng irisan buah dengan vacuum frying. Proses menggoreng ini memakan waktu 1,5-2 jam untuk enam kilogram buah sekali goreng. Mengingat kapasitas penggorengannya tidak terlalu besar sehingga kuantitasnya tidak bisa untuk menggoreng terlalu banyak.

Sedangkan istrinya, Riyani (34) dan kakak iparnya mengemas keripik yang sudah matang ke dalam standing punch. Adapun kakaknya yang lain mengepres tutup kemasan agar tidak mudah sobek.

Baca Juga: Manfaat Makan Singkong Rebus Untuk Kesehatan

"Ini untuk memenuhi pesanan di wilayah Banyumas Raya, Tegal dan Jabodetabek," kata Pujiarto, Rabu, 13 Desember 2023.

Pujiarto mengawali usaha memproduksi camilan keripik buah mulai 2021 lalu. Dia yang tadinya bekerja di Bekasi membantu ayahnya yang kontraktor, pulang kampung karena pandemi Covid-19.

Awalnya dia menjual nanas ke tengkulak hasil tanaman di lahan keluarga. Dua kali kirim ke Madiun sebanyak 20.000 butir nanas, katanya sebagai bahan baku keripik. Namun dia malah kena tipu tidak dibayar sama sekali.

Baca Juga: Ini Minuman yang Wajib Dikonsumsi Untuk Meningkatkan Imun Tubuh

Karena di pekarangan masih banyak nanas yang belum dipetik, dia tercetus untuk membuat keripik seperti produk keripik apel di Malang. Dengan uang Rp 300 juta di tabungan, dia gunakan sebagai modal awal.

Pergilah Pujiarto ke Malang untuk membel mesin penggorengan keripik buah. Di sana dia mendapat pelatihan seminggu. Mesin vacuum frying dibeli lalu melakukan uji coba selama tiga bulan hingga dihasilkan keripik buah yang renyah dan tidak meninggalkan rasa buahnya.

Proses pengolahannya, dari bahan baku dikupas, dibersihkan, dipotong kecil-kecil lalu dibekukan di frezer selama 24 jam. Khusus nanas, dibekukan jangan sampai lewat sehari.

Baca Juga: Cegah Longsor, Jalur KA Rawan di Daop 5 Ditanami Rumput Akar Wangi

Proses pembekuan ini dilakukan agar keripik buah tetap renyah meski sudah digoreng dan disimpan dalam waktu lama. Setelah itu baru digoreng, ditiris dan dikemas hingga siap jual.

Setelah produksi, dia membuat kemasan dan nama yang lebih menarik. Nama merk Keripik Buah 'Mboke Inyong' dipilih karena njawani sekali dan mudah diingat.

Di dalamnya juga mengandung makna bahwa setiap masakan ibu pastilah enak untuk anak-anaknya. Demikian juga keripik buah Mboke Inyong yang enak dikonsumsi oleh semua orang seperti mereka memakan masakan ibunya.

Baca Juga: Ini Top Wisata di Dieng, Harga Tiket dan Jam Bukanya

"Awalnya hanya memproduksi keripik nanas dan pisang karena bahan bakunya di daerah saya masih banyak. Lalu saya mencoba membuat produk dari buah lain yaitu salak dan nangka," katanya.

Untuk bahan baku, nanas, pisang dan nangka harus matang, beda dengan seriping yang bahan bakunya mentah. Sedangkan salak harus setengah matang atau istilahnya gemading.

Dia mengolah keripik buah di tempat yang sehigienis mungkin. Untuk pengemasan, menggunakan kemasan yang bagus dan lebih menarik. Meski tanpa bahan pengawet, produk keripik buah Mboke Inyong bisa bertahan hingga 2 tahun dan tetap renyah jika disimpan di ruang suhu AC. Kalau di suhu biasa bisa bertahan 1,5 tahun.

"Seandainya sudah membuka kemasan dan lupa menutupnya higga membua keripik amem atau tidak renya, tinggal dimasukkan kulkas saja, beberapa saat kemudian pasti renyah lagi," katanya.

Rata-rata tiap sekilo buah bahan baku, digoreng menjadi 100 gram keripik. Artinya susutnya antara 70-93 persen. Dengan proses produksi yang cukup panjang dan memakan waktu lama, harga keripik buah pun cukup tinggi. Untuk satu kemasan isi 50 gram, Puji menjualnya dengan harga Rp 11 ribu.

Baca Juga: Penduduk Banyumas Capai 1,8 Juta Jiwa Lebih, Terbesar Ada di Kecamatan Ini

Awal penjualan, dia menjual di toko oleh-oleh dan tempat wisata di Purbalingga. Namun semakin hari permintaan semakin meningkat dan pemasarannya semakin luas. Tidak hanya di Purbalingga saja, namun juga di eks-Keresidenan Banyumas, Tegal, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya. Jualnya titip di toko-toko dengan sistem konsinyasi. Setidaknya ada 70 toko yang menjual produk keripik buah Mboke Inyong, termasuk toko jaringan ritel.

"Alhamdulillah, saat ini dalam sehari, kami mampu memroduksi dengan bahan baku hingga 2-3 kuintal buah. Omzetnya bisa antara 10-15 juta rupiah setiap bulan," katanya.

Karena pesanan yang semakin banyak, dia punya rencana untuk upgrade mesin penggoreng yang besar. Sebab keripik buah ini prospeknya masih sangat bagus. Makanan olahan ini di Banyumas Raya dan sekitarnya masih sangat awam.

Keberhasilan memasarkan produk camilan keripik buah Mboke Inyong ini tidak lepas dari usaha kerasnya serta dukungan dari berbagai pihak. Dia mendapat pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM dan Dinas Pertanian agar produk UMKM ini bisa naik kelas.

Diberi pelatihan pengemasan, pemasaran hingga ditemkan dengan pembeli dari berbagai kota dan negara. Produknya juga sudah dipamerkan di berbagai expo UMKM dan sudah lolos kurasi Timur Tengah tinggal menunggu orderan. Kemudian, dia juga mendapat dampingan mengurus PIRT oleh pemerintah desa dan Dinas Kesehatan.

Baca Juga: Rupbasan Cilacap Raih Predikat WBK 2023

"Kalau untuk mengirim barang ke buyer di luar kota, saya menggunakan jasa ekspedisi yang sudah berpengalaman dan terpercaya. Yang pasti ada TIKI," katanya.

Menurutnya, outlet TIKI tidak jauh dari rumahnya dengan perjalanan sekitat 10 menit menggunakan mobil. Karena itu dia tidak terlalu kerepotan untuk mencari outlet jasa ekspedisi tersebut. Dia percaya menggunakan Tiki karena sudah berpengalaman sejak puluhan tahun silam.

Dia juga bisa mengecek posisi barangnya yang dikirim di handphone hanya dengan memasukkan nomor resi pengiriman ke aplikasi. Kalau barang sudah sampai dan diterima oleh buyer, bisa langsung ketahuan karena ada notifikasi dari TIKI melalui SMS.

"Dengan kemudahan-kemudahan itu, saya tidak perlu khawatir barang yang saya kirim ke berbagai buyer di luar kota tidak sampai, terlambat atau dalam kondisi rusak di perjalanan," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI), Yulina Hastuti seperti dikuti dalam laman resmi TIKI mengatakan, TIKI adalah perusahaan jasa logistik terkemuka di Indonesia yang telah melayani kebutuhan pengiriman paket sejak tahun 1970. Dengan pengalaman 53 tahun, TIKI telah menjadi mitra terpercaya bagi pelanggan yang membutuhkan layanan pengiriman cepat dengan harga terjangkau.

Baca Juga: Korban Tanah Gerak dan Longsor Terima Bantuan Logistik

TIKI memiliki jaringan operasional yang luas dan mencakup 65 kota besar di Indonesia, lebih dari 500 kantor perwakilan, 3700 gerai, dan lebih dari 6.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jaringan yang solid ini, TIKI siap memberikan layanan pengiriman yang andal dan efisien bagi semua pelanggan.

Selain fokus pada layanan pengiriman paket, TIKI juga berperan sebagai salah satu pilar dalam menunjang perekonomian Indonesia. Perusahaan ini sangat mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, serta turut berkontribusi dalam pengembangan kapabilitas para pelaku bisnis. ***


SM Banyumas/Ryan Rachman
DIPASARKAN KE LUAR KOTA: Produk UMKM asal Purbalingga, Keripik Buah 'Mboke Inyong' dipasarkan hingga ke luar kota. Produsen makanan ini menggunakan jasa ekspedisi TIKI untuk mengirimkan produk tersebut ke para pembeli di luar kota itu.

Artikel asli: banyumas.suaramerdeka.com

Komentar