Dollar AS Mulai Kehilangan Dominasinya, Ini Penyebabnya

- Senin, 01 Januari 2024 | 11:00 WIB
Dollar AS Mulai Kehilangan Dominasinya, Ini Penyebabnya

KIAT INDONESIA-menurut data terbaru yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF), porsi dollar AS dalam cadangan bank sentral global terus menurun menjadi 59,2 persen pada kuartal ketiga tahun 2023.

Penurunan ini terjadi di tengah tren dedolarisasi yang mendapatkan momentum di seluruh dunia.

Dedolarisasi merupakan aksi mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.

Baca Juga: Jelajahi Pulau Pribadi Pertama di Dunia, Surga Terapung yang Diberi Nama Kokomo Island

Statistik IMF menunjukkan porsi greenback turun dari sekitar 70 persen pada tahun 2000.

Dollar tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia dan euro berada di urutan kedua, sementara porsi euro telah merosot menjadi 19,6 persen.

Proporsi yen Jepang dalam cadangan devisa dunia meningkat menjadi 5,5 persen dari 5,3 persen pada periode tiga bulan sebelumnya.

Baca Juga: Karakteristik Zodiak yang Lahir di Bulan Januari, Nomor 1 Praktis tapi Sarkastik

Yuan Tiongkok, pound Inggris, dolar Kanada, dan franc Swiss sedikit berubah.

Sementara itu, menurut data yang dikumpulkan oleh layanan pesan keuangan global SWIFT, porsi yuan dalam pembayaran internasional mencapai rekor tertinggi pada bulan November, dengan renminbi (satuan mata uang yuan) menjadi mata uang keempat yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Pinjaman yuan lintas batas juga meningkat, sementara Bank Rakyat Tiongkok menjalankan lebih dari 30 pertukaran mata uang bilateral dengan bank sentral asing, termasuk Arab Saudi dan Argentina.

Baca Juga: Jepang Diguncang Gempa Bermagnitudo 7,6 Hari Ini, Picu Peringatan Waspada Tsunami

Meningkatnya porsi yuan dalam transaksi lintas batas ini mencerminkan tren Tiongkok yang beralih dari dolar, serta upaya Beijing untuk mempromosikan penggunaan renminbi.

Tren global yang menggunakan mata uang nasional dalam perdagangan dibandingkan dolar AS mulai mendapatkan momentumnya tahun lalu, setelah sanksi terkait Ukraina membuat Rusia terputus dari sistem keuangan Barat dan membekukan cadangan devisanya.

Dollar AS berada di jalur menuju tahun terburuknya sejak tahun 2020. Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja mata uang tersebut terhadap enam mata uang lainnya, turun lebih dari 2 persen pada tahun ini.

Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok di Awal Tahun, Berbanderol Rp 1.130.000 per Gram

Dolar telah melemah karena prospek penurunan suku bunga tahun depan.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kiatindonesia.com

Komentar