Japesda dan Dinas Perikanan Banggai Inisiasi Temu Bisnis, Dorong Akses Pasar yang Adil bagi Nelayan

Thursday, 18 January 2024
Japesda dan Dinas Perikanan Banggai Inisiasi Temu Bisnis, Dorong Akses Pasar yang Adil bagi Nelayan
Japesda dan Dinas Perikanan Banggai Inisiasi Temu Bisnis, Dorong Akses Pasar yang Adil bagi Nelayan

SANGALU - Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) berkolaborasi dengan Dinas Perikanan membuat kegiatan temu bisnis pada Rabu, 17 Januari 2024.

Temu bisnis ini mempertemukan perusahaan atau Unit Pengelolahan Ikan (UPI) yang berada di Banggai, dengan para nelayan dari Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur dan Desa Samajatem, Kecamatan Pagimana

Selain itu, temu bisnis ini menghadirkan pemerintah desa dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Luwuk Banggai.

Baca Juga: Lowongan Kerja Posisi Team Leader Dibuka PT Amartha Mikro Fintek, Penempatan Sekotong, Gaji Capai Rp 7 Juta, Begini Syaratnya

Kegiatan temu bisnis tersebut dilaksanakan di Kantor DKP Banggai dengan tujuan untuk menjawab permasalah yang dihadapi oleh masyarakat pesisir terutama nelayan dalam hal menjangkau pasar yang sesuai dengan hasil tangkapan yang mereka dapatkan. 

Temu bisnis ini juga ikut mendorong akses pasar yang lebih dekat kepada nelayan, agar nelayan terbantu dalam menjual hasil tangkapan. 

Seperti contoh masalah yang dihadapi nelayan di Desa Samajatem, Kecamatan Pagimana. Para nelayan mengeluhkan mengenai harga yang tidak menentu yang berpengaruh pada pendapatan nelayan. 

Baca Juga: 2 Lowongan Kerja Dibuka Jordan Safetech Perkasa, Cek Posisi dan Syaratnya!

Nelayan juga merasa dirugikan dengan kejelasan harga yang tidak pasti yang sering terjadi di desa, salah satu contohnya adalah permainan harga di tingkat pengepul. 

“Masalah lain yang dihadapi nelayan di Samajatem itu adalah stok es yang kurang. Karena itu menyebabkan kualitas dari hasil tangkapan nelayan terutama gurita menjadi tidak bagus dan harganya turun,” kata Ramli, nelayan dari Desa Samajatem.

Senada dengan Ramli, nelayan dari Uwedikan, Supardi Yinata mengatakan, kejelasan harga juga sering kali menjadi kendala terhadap nelayan untuk mendapatkan informasi harga yang pasti. 

Baca Juga: Rektor Unismuh Luwuk Banggai Lepas 19 Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 Tahun 2024, Berikut Ini Nama dan Kampus Penempatannya

Dampaknya, nelayan terombang-ambing dengan harga yang ditentukan pembeli atau pengepul. 

Persoalannya lainnya juga adalah soal kerja sama dengan beberapa perusahaan atau UPI yang tidak berjalan baik dan membuat nelayan mengalami putus asa dalam membangun kemitraan bisnis dengan para pelaku usaha perikanan, sehingga mencari peluang alternatif dengan menjual hasil tangkapan di beberapa pengepul di tingkat kecamatan.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sangalu.com

Tags

Komentar

Artikel Terkait

Terkini